sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Lepas Bisnis Data Center, ‘Jeroan’ Multipolar Technology (MLPT) Tokcer?

Market news editor Melati Kristina - Riset
02/08/2022 16:55 WIB
PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) melepas anak usahanya PT Graha Teknologi Nusantara (GTN) yang bergerak di bisnis data center.
Lepas Bisnis Data Center, ‘Jeroan’ Multipolar Technology (MLPT) Tokcer? (Foto: MNC Media)
Lepas Bisnis Data Center, ‘Jeroan’ Multipolar Technology (MLPT) Tokcer? (Foto: MNC Media)

IDXChannel – PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) melepas unit usahanya yang bergerak di bisnis data center. Padahal, entitas perusahaan milik Lippo Group ini memiliki data center dengan kapasitas 5 MW.

Adapun anak usaha yang dilepas yakni PT Graha Teknologi Nusantara (GTN).GTN sendiri didirikan untuk menyediakan data center kelas dunia yang berkualitas tinggi guna mendukung pertumbuhan bisnis di Indonesia.

Data center merupakan fasilitas yang dikelola untuk kebutuhan sistem dan komponen komputer meliputi penyimpanan data (database) dan telekomunikasi. Selain itu, fungsi data center adalah sebagai penempatan server untuk website serta database.

Sebagaimana dilansir dari pemberitaan media massa, manajemen MLPT menyampaikan bahwa pemegang saham menyetujui rencana penjualan saham anak usahanya yakni GTN kepada EXC Europe dan EXC Asia.

Sedangkan persentase saham yang dijual setara 65 persen kepemilikan MLPT di GTN sejumlah 281,52 ribu saham yang dibeli oleh EXC Europe. Sementara EXC Asia akan membeli saham GTN sebanyak 10 ribu saham.

Nilai Transaksi Pengalihan Saham 65 persen atas GTN adalah USD24,44 juta atau senilai Rp349,49 miliar. 

Adapun dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 27 April 2022 disebutkan, selain menjual saham GTN, MLPT juga mengumumkan rencana penjualan sebidang tanah dengan luas 40 ribu meter persegi di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.

Penjualan aset tanah tersebut senilai USD12 juta atau sekitar Rp171,50 miliar. Sehingga, apabila ditotal dengan penjualan sahamnya, maka keseluruhan transaksinya mencapai USD36,44 juta atau setara Rp521,39 miliar.

Saham dan Aset Tanah GTN Dijual, Ada Apa?

Penjualan saham maupun aset tanah dilakukan oleh MLPT supaya perusahaan dapat fokus pada kegiatan inti perseroan di bidang perangkat keras, sistem aplikasi, serta konsultasi IT yang sudah terbukti memberikan keuntungan bagi emiten ini.

Adapun MLPT juga sedang fokus dalam mengembangkan layanan pengelolan proses bisnis melalui anak usahanya, yakni PT Visionet Data International. Selain itu, MLPT juga melakukan pengembangan vertical technology healthcare dan dan e-catalog maupun e-procurement.

Dengan berfokus pada segmen ini, emiten diharapkan dapat melakukan ekspansi di bidang bisnis inti guna dapat meningkatkan nilai investasi tambah perseroan.

Sebagai tanggapan dari pernyataanpublic expose, pihak MLPT menyampaikan bahwa pertumbuhan bisnis data center GTN menjadi sangat lambat karena menyasar segmen retail.

“Guna mencapai pertumbuhan yang cepat, kami perlu menjangkau pelanggansegmen hyperscaleatau platform. Untuk coveragepelanggan di segmen ini, sebagai pemain lokal harus bermitra dengan rekan bisnis yang memliki kapabilitas brand and operation excellence,” ujar pihak MLPT dalam public expose, dikutip dalam keterbukaan informasi. 

Manajemen juga menyampaikan, mitra yang dijajaki tersebut menginginkan kepemilikan langsung sehingga terjadi pengalihan saham GTN.

Informasi saja, emiten yang bergerak di sektor teknologi, MLPT, sebagai perusahaan induk menguasai 87 persen sahamnya. Sementara PT First Media Tbk memiliki saham sebanyak 6 persen saham dan sisanya dimiliki publik, yakni mencapai 7 persen.

Kinerja Keuangan TetapTumbuh Pesat Meski Lepas Data Center

Baik laba bersih maupun pendapatan bersih MLPT terus tumbuh dalam kurun lima tahun terakhir. Pada tahun 2018, pendapatan bersih MLPT secara tahunan mencapai Rp2,43 triliun.

Adapun pendapatan bersih MLPT bertumbuh hingga 23,04 persen pada tahun 2021 bila dibandingkan tahun 2018. Sementara pendapatan bersihnya pada tahun 2021 sebesar Rp2,99 triliun.

Selain itu, laba bersih emiten ini juga melesat 160,07 persen dalam empat tahun terakhir. Pada tahun 2018, laba bersihnya hanya sebesar Rp2,43 triliun. Angka ini terus bertumbuh menjadi Rp259,20 miliar pada 2021.

Sementara per semester I-2022, laba bersih MLPT sudah meningkat hingga Rp296,50 miliar pasca melepas usaha data centernya. Sedangkan pendapatan bersihnya sebesar Rp1,67 triliun pada periode ini. (Lihat tabel di bawah ini.)

Periset: Melati Kristina

(ADF)

Halaman : 1 2
Berita Rekomendasi

Berita Terkait
Advertisement
Advertisement