"Kami melihat tren positif perbaikan likuiditas ini akan berlanjut seiring launching untuk new mobile banking Wondr di Juli 2024," kata Nico.
Saat ini, perseroan masih melakukan retrukturisasi kredit sebesar Rp39 triliun di Juni 2024 dengan loan at risk yang turun ke 12,3 persen.
Diakui Nico, NPL relatif stabil di 2 persen seiring perbaikan proses penyaluran kredit. Perseroan mengurangi eksposur di segmen SME seiring kualitas kredit yang memburuk, di mana dari Rp80 triliun eksposur kredit, 12 persen dikategorikan memiliki risiko tinggi.
Sejalan dengan hasil yang positif ini, manajemen merevisi turun credit cost ke sekira 1 persen di 2024 (sebelumnya 1,4 persen).
"Perseroan melakukan launching Wondr yang diharapkan dapat mendorong transaksi ke depannya. Hal ini didukung oleh onboarding & servicing, di mana client dapat melakukan registrasi di mana saja, transaction, dengan transfer group serta same day remittance services serta CASA, PFM dan investment, deposito melalui aplikasi, tapenas, investasi reksa dana," tutur Nico.
(Fiki Ariyanti)