IDXChannel - Nilai tukar mata uang Turki, Lira, terus merosot tajam seiring dengan lonjakan inflasi yang makin tak terkendali. Terbaru, nilai inflasi di Negeri Bulan Sabit itu bahkan telah mencapai 74,5 persen, rekor tertinggi sejak tahun 1998 lalu.
Berdasarkan situs nilai tukar www.xe.com, nilai tukar Lira saat ini telah mencapai 17 lira per dollar AS. Sedangkan terhadap rupiah, 1 lira dinilai setara dengan Rp845. Praktis, konversi nilai mata uang ini membuat harga barang di Turki terlihat sangat murah dalam kacamata luar negeri. Sebaliknya, barang yang sama bakal terlihat mahal dalam kurs domestik, lantaran nilai tukar Lira yang semakin 'tidak ada harganya'.
"Yang jadi masalah, lonjakan inflasi yang terjadi justru disikapi oleh Pemerintah Turki dengan 'tidak wajar'. Dalam konsensus perekonomian dunia selama ini, lonjakan inflasi di sebuah negara hanya bisa dijinakkan dengan menaikkan suku bunga. Namun, Presiden Erdogan justru melakukan sebaliknya," ujar Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, kepada idxchannel, Jumat (10/6/2022).
Sikap menolak kenaikan suku bunga ini memang telah ditunjukkan Erdogan sejak lama. Pada 2021 lalu, misalnya, ketika inflasi tahunan Turki telah menembus angka 44 persen, Erdogan tetap bergeming dan justru meminta Gubernur Bank Sentral Turki untuk memangkas tingkat suku bunga.
"Mereka selalu mengeluh saat kami memangkas suku bunga. Saya tegaskan, jangan berharap lebih dari Saya selain (pemangkasan) suku bunga itu," ujar Erdogan, dalam sebuah pidato yang disiarkan secara nasional di Turki, akhir tahun lalu.