Dalam pidato tersebut, Erdogan menegaskan bahwa sebagai seorang Muslim dirinya meyakini kebijakan suku bunga adalah haram dan sampai kapan pun tidak akan pernah dilakukannya. Erdogan juga berpandangan bahwa lonjakan inflasi terjadi lantaran biaya pinjaman perbankan yang terlalu tinggi, sehingga menyebabkan harga-harga barang melambung tinggi.
"(Kebijakan) Bunga tinggi hanya akan menyusahkan masyarakat. Daya beli melemah. Dengan pengurangan suku bunga, ekonomi dan ekspor akan tumbuh, dan situasi akan kembali membaik," tutur Erdogan.
Yang jadi masalah, dengan kebijakan suku bunga rendah justru faktanya membuat ketersediaan uang membanjir di pasar. Dengan suplai uang yang berlimpah, maka nilai tukar lira dengan sendirinya semakin terpuruk.
"Nggak ada itu (kebijakan bunga rendah bisa menekan laju inflasi). Justru dengan bunga tinggi, orang akan tertarik menabung. Dengan begitu suplai uang di pasar terserap masuk (ke bank), sehingga nggak over supply. Dengan begitu diharapkan inflasi bisa lebih terjaga," ungkap Bhima.
Sedangkan yang terjadi saat ini di Turki, lanjut Bhima, dengan bunga rendah maka tidak ada orang yang tertarik menempatkan dananya di bank. Suplai uang tersebut lalu membanjiri pasar, sehingga membuat nilai tukar Lira semakin tertekan.