"The Fed mengumumkan akan membawa kembali wacana untuk mengurangi tingkat pembelian obligasi atau tapering. Hal ini menjadi sentimen yang kurang baik untuk emerging market karena saat itu pergerakan yield obligasi US juga akan cenderung meningkat. Jadi tekanan meningkat namun tingkat risiko masih sangat tinggi karena Covid di kawasan Asia juga belum bisa memberikan gambaran positif untuk ekonomi kita," jelas Dustin.
Dia merekomendasikan agar para trader beralih ke saham-saham defensif dan memanfaatkan trading jangka pendek. Beberapa harga komoditas yang masih mengalami penguatan bisa dimanfaatkan para trader yang ingin mencoba memaksimalkan potensi keuntungan.
"Untuk saham blue chip juga masih bisa menjadi pilihan investasi karena melihat dari kinerja keuangannya masih mencatatkan kinerja yang cukup solid. Beberapa emiten di kuartal I/2021 masih mencatatkan kenaikan laba. jadi masih menarik karena sentimen secara keseluruhan masih negatif," tandasnya. (RAMA)