Ridwan menerangkan, titik balik industri sarung tangan secara bertahap menunjukkan rebound di 2023. Sentimen positif bisa dilihat dari mulai naiknya harga jual rata-rata produsen sarung tangan di China dan Malaysia serta oversupply sarung tangan global akibat over produksi di saat pandemi sudah mulai mendekati masa pakai sehingga produsen sarung tangan harus memproduksi sarung tangan yang baru lagi.
"Hal ini berdampak positif terhadap MARK sebagai supplier cetakan sarung tangan bagi produsen sarung tangan global," katanya.
Hingga akhir 2022, kata dia, total aset MARK mencapai Rp1 triliun. MARK memiliki total liabilitas sebesar Rp162 miliar serta total ekuitas sebesar Rp844 miliar.
“Return on Equity perusahaan tercatat 29%, menunjukan efisiensi perusahaan dalam menghasilkan laba bagi pemegang saham. Didukung dengan cash flow yang kuat MARK dipastikan masih akan membagikan dividen lebih tinggi dari pre-Covid," jelas Ridwan.