IDXChannel - Pasar modal Indonesia akan memasuki pekan pertama bulan Ramadan 2022 di Senin besok (4/4) mengingat waktu puasa tinggal beberapa hari lagi.
Kondisi makro ekonomi Tanah Air merupakan katalis utama bagi kinerja bursa, terutama untuk mengukur fundamental Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebagai indikator acuan.
Equity Research BNI Sekuritas Aurellia Setiabudi mengatakan situasi perekonomian dalam negeri telah mengalami perkembangan positif terbukti dengan adanya aktivitas yang meningkat dan pembatasan mobilitas yang mulai longgar.
Hal tersebut menurutnya juga berimbas pada pergerakan IHSG.
"Kita lihat sudah banyak yang merasakan jalanan mulai macet, dan itu merupakan salah satu indikator mobilitas kembali normal. Tentunya perputaran ekonomi akan kembali pulih seperti di masa sebelum pandemi," kata Aurellia dalam Media Gathering BNI Sekuritas, Kamis (31/3), dikutip Jumat (1/4/2022).
Aurellia memandang situasi ramadan yang kondusif dapat memacu pertumbuhan ekonomi. Dirinya mengacu pada pengalaman ramadan sebelumnya saat pandemi melanda, yang menyita fokus pemerintah, menambah kekhawatiran, sekaligus menguras anggaran.
Menurutnya, rencana Indonesia untuk menetapkan status pandemi menjadi endemi merupakan langkah strategis yang dapat diterapkan dalam momentum ramadan tahun ini.
"Dengan kita bisa transisi ke status endemi, maka ini sangat berdampak terhadap daya beli masyarakat," tuturnya.
Faktor konsumen menjadi perhatian Aurellia sembari memperjelas bahwa inflasi pangan bakal menjadi ancaman ekonomi Indonesia.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) aret 2022 meningkat sebesar 0,66 persen month-to-month (mtm). Angka ini berbanding terbalik dari posisi deflasi pada Februari lalu.
Sedangkan tingkat inflasi tahun kalender (Januari - Maret 2022) sebesar 1,20 persen, sementara naik tingkat inflasi tahun ke tahun (Maret 2022 terhadap Maret 2021) sebesar 2,64 persen.
Kendati hal tersebut menjadi beban, Aurellia menilai IHSG masih akan bergerak positif mempertahankan level psikologisnya di 7.000-an, yang dicapai pada pertengahan Maret ini.
Dirinya menargetkan IHSG bisa bergerak positif menuju target akhir tahun di 7.400.
"Masuk ke bulan suci ramadhan, hari raya Idul Fitri, akan berdampak baik terhadap ekonomi di dalam negeri. Semoga tidak ada larang-larangan, ataupun karantina mobilitas untuk pelaku perjalanan luar negeri," tukasnya.
Seperti diketahui, pemerintah terus mengupayakan agar ada peralihan status pandemi menjadi endemi di mana masyarakat bisa lebih adaptatif terhadap kondisi Covid-19.
Kepala Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Letjen TNI Suharyanto mengatakan bahwa pembahasan kemungkinan peralihan ke endemi akan dilakukan jika tidak ada peningkatan kasus setelah Idul Fitri 1443 H.
Suharyanto meminta masyarakat terus berhati-hati dan waspada mengingat banyak faktor tak terduga yang menjadi pertimbangan.
"Kita harus tetap hati-hati dan waspada, banyak faktor yang tidak bisa diputuskan Satgas. Kita lihat nanti sambil berjalan bagaimana perkembangan ke depan," katanya dalam konferensi pers, Kamis malam (31/3).
(IND)