IDXChannel - Produsen cetakan sarung tangan, PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) mencatatkan penurunan penjualan sebesar 58,2% di semester I-2023.
MARK meraup penjualan Rp263 miliar atau turun drastis dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp628 miliar.
"Hal ini wajar karena tahun lalu masih terdorong akibat kebutuhan dunia yang tinggi akan sarung akibat Covid-19 bahkan penjualan semester I-2022 merupakan yang tertinggi semenjak perusahaan IPO di 2017," ujar Ridwan dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (31/7/2023).
Menurutnya, penurunan penjualan terjadi setelah Indonesia memasuki endemi atau masa normal. Namun, MARK diprediksi akan meraup penjualan yang lebih tinggi di semester II-2023.
"Salah satu faktor positif adalah oversupply sarung tangan global akibat over produksi di awal pandemic 3 tahun lalu sudah mulai mendekati masa expired sehingga produsen sarung tangan harus memproduksi sarung tangan yang baru lagi. Hal tersebut memberikan sentimen positif terhadap MARK sebagai supplier utama cetakan sarung tangan dunia," ungkap Ridwan.
Ridwan menambahkan, MARK akan memperluas pangsa pasar ke negara lain seperti India dan China, melakukan inovasi dan mempertahankan kualitas produk dengan membuat produk cetakan sarung tangan hemat energi dan memasang solar panel sebagai pengganti energi listrik jauh lebih hemat.
Dengan market share 50 persen dari penjualan cetakan sarung tangan nitril dan latex di seluruh dunia maka kenaikan penjualan MARK dapat digunakan sebagai indikator akan pulihnya industri sarung tangan global.
Asosiasi sarung tangan Malaysia (MARGMA) memprediksi produksi sarung tangan tumbuh sebesar 5-8% setiap tahunnya dengan total permintaan dunia mencapai 300 miliar pcs.
Adapun MARK mencatat kenaikan penjualan bersih dibandingkan dengan kuartal sebelumnya menjadi sebesar Rp132,6 miliar. Pencapaian kinerja tersebut menunjukkan MARK konsisten menjaga margin laba bersih 11,4% atau sebesar Rp34 miliar.
(DES)