"Margin EBITDA diproyeksikan membaik 1-3 persen per tahun mulai 2025, seiring dengan meningkatnya kompleksitas kasus medis dan pembukaan rumah sakit baru," tulis analis Samuel Sekuritas Jonathan Guyadi dalam risetnya dikutip Minggu (14/9/2025).
Jonathan menambahkan, sektor kesehatan Indonesia juga masih memiliki ruang pertumbuhan yang sangat besar. Tingkat kepadatan rumah sakit dan dokter masih jauh tertinggal dibandingkan negara tetangga, ditambah dengan belanja kesehatan pemerintah yang relatif rendah yakni hanya 6 persen dari APBN 2025.
Kerja sama SRAJ dengan Mayapada Apollo Batam diyakini akan memperkuat daya saing, terutama dalam merebut pasar medical tourism yang selama ini didominasi Thailand, Malaysia, dan Singapura.
Samuel Sekuritas memberikan rekomendasi speculative buy untuk saham SRAJ dengan target harga Rp13.150 per saham. Target tersebut mencerminkan potensi kenaikan 58,4 persen, salah satunya didorong peluang masuknya SRAJ ke dalam indeks MSCI large-cap.
Meski demikian, ada sejumlah risiko yang perlu dicermati investor, seperti volume pasien yang lebih rendah dari perkiraan, penguatan dolar AS yang lebih tinggi dari ekspektasi, serta likuiditas saham yang masih terbatas.