Manajemen, kata dia, telah memperhitungkan secara cermat terkait proyeksi keuangan ke depan. Berbagai faktor telah dipertimbangkan sebelum membagikan dividen, termasuk kinerja hasil penjualan Lebaran yang terjadi pada Maret 2025.
Selain itu, Matahari juga telah memperhitungkan alokasi belanja modal untuk pengembangan kegiatan usaha perseroan, termasuk rencana pembukaan gerai baru, peremajaan gerai yang sudah ada, serta investasi di sektor teknologi informasi.
"Berdasarkan hasil analisis tersebut, pembagian dividen tidak akan menyebabkan ekuitas perseroan menjadi negatif," kata Susanto.
Posisi kas Matahari juga aman karena saat ini kondisi keuangan likuid. Hingga 30 April 2025, LPPF tak memiliki saldo pinjaman. Bahkan, sebagai bentuk mitigasi risiko, perseroan memiliki fasilitas pinjaman siaga sebesar Rp1,7 triliun dari Bank CIMB Niaga yang bisa ditarik sewaktu-waktu bila dibutuhkan.
Dia menambahkan, keputusan manajemen membagikan dividen merupakan komitmen untuk memberikan nilai tambah kepada para pemegang saham melalui distribusi keuntungan. Selain itu, dividen juga menjadi sinyal positif kepada pasar atas stabilitas dan keberlanjutan kinerja keuangan Matahari.