Alhasil LUCY sejatinya menelan kerugian usaha senilai Rp1,05 miliar, berbanding terbalik dari posisi laba Rp3,02 miliar pada paruh pertama tahun lalu.
Namun demikian, berkat dicatatkannya pendapatan lain-lain senilai Rp4,25 miliar, yang notabene datang dari sponsor, maka LUCY mampu mengamankan laba sebelum pajak senilai Rp2,47 miliar.
Setelah pemotongan pajak, maka laba bersih yang ditetapkan mencapai Rp1,79 miliar, alias lebih rendah 38,11 persen yoy dibandingkan semester pertama tahun 2022 di angka Rp2,89 miliar.
Ini mendorong earnings per share (EPS) LUCY terkoreksi menjadi Rp1,63 per saham, dibandingkan sebelumnya Rp2,80 per saham, demikian tersaji di laporan keuangan, Jumat (18/8/2023).
Dari sisi neraca, jumlah aset LUCY tumbuh 9,8 persen dari awal tahun menjadi Rp94,15 miliar. Kewajiban utang (liabilitas) naik 28,3 persen menjadi Rp49,2 miliar, sedangkan ekuitas terpangkas 5,2 persen menjadi Rp44,89 miliar.