China sebagai konsumen batu bara terbesar di dunia dilaporkan melanjutkan kebijakan untuk meningkatkan pembangkit listrik tenaga batu bara.
Kebijakan ini diambil guna meningkatkan keamanan energinya dan mempersiapkan diri menghadapi meningkatnya ketegangan geopolitik dan volatilitas nilai tukar mata uang asing sejak pandemi.
Hal ini bertentangan dengan janji China sebelumnya untuk mengurangi pembangkit listrik tenaga batu bara, sehingga mendorong investor untuk percaya bahwa China akan terus bergantung pada batu bara.
China telah mengumumkan rencana untuk membangun tambahan kapasitas pembangkit listrik tenaga batu bara sebesar 70 gigawatt pada tahun ini, memperluas 47 gigawatt yang dibangun tahun lalu.
Data resmi menunjukkan konsumsi listrik China meningkat 11 persen pada Januari dan Februari tahun ini dibandingkan dengan bulan-bulan yang sama pada tahun 2023.