"Smartfren mengharapkan dorongan dari pemerintah dapat menjadi realisasi, sehingga industri telekomunikasi ke depannya menjadi lebih efisien dan dapat melayani masyarakat dengan lebih baik," Merza menerangkan.
Soal merger dua perusahaan tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) juga ikut angkat bicara. Kementerian di bawah nahkoda Budi Arie Setiadi itu memastikan bahwa EXCL dan FREN belum mengajukan permohonan merger.
"Belum, belum ada permohonan sama sekali sampai saat ini," ungkap Direktur Jenderal (Dirjen) Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kominfo, Wayan Toni Supriyanto pada awal November lalu.
Menurut Wayan, jika kedua emiten telekomunikasi tersebut melakukan merger, bisa mengerek kecepatan internet di Tanah Air. Hal itu sejalan dengan upaya pemerintah agar kecepatan internet di Indonesia bisa terus meningkat, salah satunya melalui solusi-solusi konsolidasi.
"Karena supaya ya jangan terlalu banyak juga (persaingan). Sebenarnya dengan mereka konsolidasi, frekuensi semakin lebar. Nanti investasinya semakin murah," ujar Wayan.
Adu Kuat EXCL dan FREN
Melongok kinerja saham EXCL dan FREN di hari terakhir perdagangan 2023 bergerak berlawanan. Berdasarkan data Saham EXCL ditutup naik 1,52 persen ke level 2.000 pada perdagangan Jumat (29/12/2023). Sementara FREN berakhir stagnan dan masuk ke Gocap Club atau saham-saham level Rp50.
Sementara secara year to date (ytd), saham EXCL merosot 6,54 persen. Dan anjlok 11,11 persen dalam setahun. Saham EXCL sempat terkerek naik pada 30 Agustus 2023 ke level tertinggi Rp2.560 per saham.
Sedangkan penurunan saham FREN lebih parah. Saham FREN sudah jeblok 24,24 persen secara ytd dan jatuh 29,58 persen dalam satu tahun ini. Saham FREN pernah mencatatkan harga tertinggi di level 71 pada 3 Januari 2024. Namun kinerja sahamnya terus turun hingga menyentuh harga Rp50 per saham.
Per hari ini (2/1/2024), saham EXCL dibuka stagnan di posisi 2.000 pada pagi tadi. Namun hingga pukul 10.34 WIB, saham EXCL sudah menguat 0,50 persen ke level 2.010. Sedangkan saham FREN tetap berada di level 50.
Dari sisi rapor keuangan hingga kuartal III-2023, XL Axiata mengecap kenaikan pendapatan dalam sembilan bulan ini sebesar 10,52 persen. Kini pendapatan perseroan menjadi Rp23,87 triliun dibanding posisi yang sama tahun lalu sebesar Rp21,59 triliun.
EXCL meraup kenaikan tipis pada laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 3 persen menjadi Rp1,01 triliun sepanjang Januari-September 2023. Sebelumnya, tercatat Rp981,2 miliar pada periode yang sama 2022.
Total ekuitas perseroan per 30 September 2023 juga mengalami kenaikan tipis menjadi Rp26,25 triliun dibanding posisi Rp25,77 triliun pada 31 Desember 2022.
Jumlah liabilitas jangka pendek turun menjadi Rp21,74 triliun, sedangkan liabilitas jangka panjang menanjak jadi Rp38,11 triliun.
Sedangkan total aset EXCL justru turun dari periode akhir tahun lalu sebesar Rp87,28 triliun menjadi Rp86,1 triliun pada akhir September ini.
Berbeda dengan EXCL, FREN justru masih membukukan rugi bersih sebesar Rp599,64 miliar hingga kuartal III-2023. Realisasi ini berbalik dari periode yang sama 2022 yang mencatatkan untung sebesar Rp1,64 triliun.
Meski begitu, pendapatan usaha FREN justru naik tipis dari Rp8,29 triliun sepanjang Januari-September 2022 menjadi Rp8,63 triliun di periode yang sama tahun ini.
Total liabilitas FREN per 30 September 2023 landai menjadi Rp30,73 triliun. Sedangkan total ekuitas turun dari Rp15,76 triliun di akhir Desember 2022 menjadi Rp15,18 triliun per akhir September ini.
Senasib, jumlah aset FREN juga susut menjadi Rp45,91 triliun pada 30 September 2023 dibanding akhir 2022 yang sebesar Rp46,49 triliun.