Sejurus dengan itu, Michael memproyeksi, semestinya dalam waktu dekat persediaan beras akan mencapai surplus akibat peningkatan impor.
Lebih lanjut, Michael memberikan rincian mengenai bobot makanan & minuman (F&B) di perhitungan inflasi Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencapai 28%.
Dengan asumsi rata-rata F&B sekitar 25%, jelasnya, artinya ada potensi tambahan inflasi 3% kalau tanpa intervensi pemerintah dan hal tersebut tak pelak lagi akan mengakibatkan pelemahan daya beli.
“Namun sektor retailer bisa sedikit terbantu dari deretan bansos (short term buffer). Tapi ini lebih ke consumer cyclical dan non-cyclical dibandingkan retail," beber Michael saat dihubungi IDXChannel.com, Selasa (19/3).
Michael menyebut, saham sektor ritel tetap berfokus pada high-segment macam MAPI dan MAPA atau yang musiman (seasonal) seperti ERAA dan ERAL.