sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Menengok Laju Harga Batu Bara di Tengah Pembahasan G7 Soal Energi Fosil

Market news editor Dinar Fitra Maghiszha
27/06/2022 11:37 WIB
G7 tengah membahas mengenai pembiayaan investasi energi fosil pada pertemuan pekan ini. Hal itu disinyalir bakal berdampak pada harga batu bara.
Menengok Laju Harga Batu Bara di Tengah Pembahasan G7 Soal Energi Fosil. (Foto: MNC Media)
Menengok Laju Harga Batu Bara di Tengah Pembahasan G7 Soal Energi Fosil. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Para pemimpin negara G7 tengah membahas mengenai pembiayaan investasi energi fosil pada pertemuan pekan ini. Hal itu disinyalir bakal berdampak pada harga batu bara.

Dua sumber Reuters mengatakan bahwa pertemuan tersebut memperbincangkan mengenai langkah negara G7 agar tidak keluar dari komitmen COP26 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Seperti diketahui, komitmen COP26 terkait usaha menghentikan pembiayaan proyek bahan bakar fosil global pada akhir tahun 2022.

"(Ada) kemungkinan bahwa dalam deklarasi ada penegasan bahwa investasi untuk energi fosil harus dimungkinkan dalam waktu tertentu," kata seorang diplomat Uni Eropa yang tidak disebutkan namanya, pada hari pertama KTT tahunan G7, yang berlangsung di Jerman, dikutip dari Reuters, Senin (27/6/2022).

Seperti diketahui, negara-negara Eropa tengah menghadapi tekanan ketika pasokan energi dari Rusia berhenti menyusul krisis geopolitik yang terjadi di Ukraina.


Salah satu komoditas energi fosil adalah batu bara. Sejumlah negara-negara Eropa dikabarkan sedang mencari pasokan batu bara di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat empat negara di Eropa tengah menjajaki kemungkinan pembelian batu bara asal Indonesia. Keempat negara tersebut diantaranya yakni Jerman, Spanyol, Italia, dan Belanda.

Perkembangan terbaru, Prancis juga akan memulai kembali pembangkit listrik tenaga batu bara di wilayah Lorraine, Prancis. Kementerian Energi Prancis menyatakan langkah ini dilakukan sebagai bentuk cadangan di tengah krisis Ukraina.

"Sebagai tindakan pencegahan krisis energi, mengingat situasi di Ukraina saat ini, kami akan mengaktifkan kembali pabrik Saint Avold ... jika diperlukan pada musim dingin ini," kata kementerian itu, Minggu (26/6).


Pejabat kementerian yang tidak disebutkan namanya menyatakan bahwa produksi listrik dari batu bara akan tetap berada di bawah 1 persen.

Mereka menegaskan bahwa pengaktifan kembali energi batu bara tidak mengganggu upaya penghentian penggunaan energi fosil. Menurutnya, langkah ini dilakukan sejalan dengan langkah-langkah mengurangi emisi.

"Tidak akan ada batu bara dari Rusia yang akan digunakan di pabrik Saint Avold," jelas kementerian tersebut.

Saat ini, harga batu bara global masih mendekati level USD400 per metrik ton, meskipun akhir pekan lalu mengalami tekanan.

Menurut data penutupan perdagangan pekan lalu, harga batu bara di ICE Newcastle untuk kontrak Agustus 2022 mengalami koreksi 2,57% di USD371,50 per metrik ton. Kendati turun, dalam lima hari perdagangan harga kontrak ini meningkat 7,62% dibandingkan pekan sebelumnya. (FRI)

Advertisement
Advertisement