IDXChannel - Meletusnya perang antara Israel dan organisasi militer Hamas menjadi perhatian khusus pelaku pasar modal Tanah Air. Mereka menerka arah gerak IHSG di tengah konflik tersebut.
Ketidakpastian geopolitik Timur Tengah pun dikhawatirkan berimbas terhadap distribusi energi global, sehingga ditakutkan memicu peningkatan inflasi regional.
Adapun hingga penutupan perdagangan Selasa (10/10/2023), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tampak masih berkinerja positif dengan menguat 0,45 persen di 6.922,18.
Investment Analyst Stockbit Sekuritas Hendriko Gani menuturkan bahwa pelaku pasar tengah memperhatikan keterlibatan Iran dalam konflik yang masih memanas. Sebagai salah satu produsen minyak mentah terbesar dunia, posisi Iran cukup strategis dalam mempengaruhi ketersediaan pasokan energi global.
"Jika negara Barat menghubungkan adanya intelijen Iran dengan konflik tersebut, maka pasokan dan ekspor minyak Iran akan menghadapi risiko penurunan," katanya dalam riset Senin (9/10).
Rendahnya pasokan minyak secara otomotis akan mendongkrak harga di pasaran, sehingga membawa sentimen bagi saham-saham sektor energi dan komoditas. Bagi emiten berbobot besar, dapat memberi pengaruh terhadap arah pergerakan indeks.
Phintraco Sekuritas memiliki pandangan yang berbeda. Dampak konflik terhadap harga minyak diproyeksikan bakal terbatas, mengacu pandangan sejumlah ekonom.
"Pasalnya konflik Israel-Hamas tidak berpusat pada area utama produksi minyak di Timur Tengah," ujarnya.
Fundamental dan Teknikal IHSG
Secara fundamental penguatan IHSG sore ini didukung oleh sektor infrastruktur dan energi, yang masing-masing menguat 3,2 persen, dan 0,90 persen.
Penguatan saham pembangkit listrik panas bumi, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) yang menembus auto rejection atas (ARA) pada hari keduanya 24,62 persen di Rp1.215 membantu sektor infrastruktur.
Sementara sektor energi terbang berkat kenaikan saham PT Semacom Integrated Tbk (SEMA) dan PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE) yang melesat di atas 30 persen.
Dari sisi makro, RI baru saja merilis pertumbuhan penjualan ritel sebesar 1,1 persen pada Agustus 2023. Angka ini sedikit lebih rendah dibandingkan Juli 2023, yang mencapai 1,6 persen, tetapi memperpanjang pertumbuhan tiga bulan berturut-turut.
Apabila dilihat secara historis, IHSG masih mengalami koreksi 0,59 persen dalam sebulan terakhir. Namun, sepanjang 2023, indeks telah menguat 1,04 persen.
Satu hal yang cukup menyita perhatian adanya capital outlow-net dari investor asing dalam sepekan, yang mencapai Rp410,80 miliar di seluruh pasar.
Secara teknikal, penutupan IHSG sore ini masih sideways di area pivot 6.930-6.950. Phintraco melihat potensi volatilitas indeks di area 6.900-an, dengan resisten psikologis 7.000.
"IHSG diperkirakan masih bergerak fluktuatif pada kisarann support 6.900, dan batas atas pivot 6.950 pada Rabu depan," tuturnya.
(RNA)