sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Mengintip Kinerja Saham MSCI Indonesia Big Cap dan ETF EIDO di 2025

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
18/12/2025 07:21 WIB
Saham-saham berkapitalisasi besar yang tergabung dalam MSCI Indonesia Global Standard (Big Cap) mencatat pergerakan harga yang beragam sepanjang 2025.
Mengintip Kinerja Saham MSCI Indonesia Big Cap dan ETF EIDO di 2025. (Foto: MSCI)
Mengintip Kinerja Saham MSCI Indonesia Big Cap dan ETF EIDO di 2025. (Foto: MSCI)

IDXChannel – Saham-saham berkapitalisasi besar yang tergabung dalam MSCI Indonesia Global Standard (Big Cap) mencatat pergerakan harga yang beragam sepanjang 2025, hingga data terakhir 17 Desember 2025.

Selain itu, iShares MSCI Indonesia ETF (EIDO), produk investasi yang dirancang mereplikasi indeks tersebut, menguat 4,62 persen (YtD).

EIDO sendiri merupakan exchange-traded fund (ETF) di bursa NYSE Arca yang mengikuti kinerja MSCI Indonesia.

Karena strukturnya meniru indeks acuan, pergerakan EIDO sering dipakai sebagai indikator sentimen investor asing terhadap pasar saham Indonesia, khususnya saham-saham big cap yang menjadi komponen utama indeks.

EIDO memberikan cara investasi yang mudah dalam dolar Amerika Serikat (AS), sehingga mempermudah investor global untuk mengekspresikan pandangan mereka terhadap ekuitas Indonesia.

Secara individual, beberapa emiten perbankan besar masih mencatatkan kinerja negatif. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 13,94 persen, sementara PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) masing-masing turun 2,76 persen dan 2,97 persen sepanjang tahun berjalan.

Meski demikian, BBCA tetap menjadi saham dengan kapitalisasi pasar disesuaikan free float terbesar di antara komponen Big Cap, mencapai USD28,88 miliar per November 2025, mengutip riset Samuel Sekuritas yang terbit pada 5 Desember 2025.

Di luar perbankan, sejumlah saham non-keuangan menunjukkan kinerja kuat. Raksasa telekomunikasi pelat merah PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) menguat 39,32 persen, diikuti PT Astra International Tbk (ASII) naik 46,28 persen. Kedua saham ini memiliki free float masing-masing 50 persen, dengan kapitalisasi pasar disesuaikan free float di atas USD7 miliar.

Sektor energi dan sumber daya, yang berada di bawah kendali konglomerat Prajogo Pangestu, Grup Sinarmas hingga Bakrie, mencatatkan lonjakan luar biasa. (Lihat tabel di bawah ini.)

Saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) melonjak 281,52 persen, sementara PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) naik 187,30 persen. Saham seperti PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) (+226,59 persen) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) (+109,53 persen) juga mencatatkan kinerja positif signifikan sepanjang 2025.

Namun, tidak semua saham Big Cap mencatatkan keuntungan. Saham konsumer seperti PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) turun 32,10 persen, sedangkan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) masing-masing melemah 8,90 persen dan 2,68 persen.

Data free float dan kapitalisasi pasar disesuaikan free float yang digunakan berasal dari riset Samuel Sekuritas per November 2025, yang juga menjadi dasar penyusunan bobot saham dalam indeks MSCI Indonesia dan replikasi portofolio EIDO. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement