IDXChannel - Indonesia merupakan satu dari beberapa negara yang memproduki minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) terbesar di dunia. Sama halnya dengan perusahaan tambang, naik turunnya harga saham emiten sawit pun turut dipengaurhi harga jualnya di dunia.
Sedangkan harga perdagangan sawit di Bursa Malaysia untuk pengiriman November 2023 tercatat naik RM74, atau 1,91 persen, menjadi RM3.946 per metrik ton. Angka tersebut berhasil memangkas kerugian yang terjadi pada sesi sebelumnya.
Tingginya harga sawit ternyata memberikan berkah terhadap beberapa saham sawit nasionalhingga turut mendongkrak nilainya menjadi cukup tinggi. Bahkan, beberapa di antaranya memiliki kapitalisasi pasar yang tinggi.
Berdasarkan penelusuran idxchannel.com, pada Senin (21/08/2023), emiten sawit dengan market cap tertinggi diduduki oleh PT FAP Agri Tbk. Emiten berkode saham FAPA ini memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp18.419 triliun.
Pada perdagangan yang berlangsung hari ini, FAPA ditutup pada level 5.075 setelah terkoreksi sebanyak 25 poin atau 0,49 persen. Namun, jika ditilik dari PER dan PBV, saham tersebut masih terbilang mahal dengan kisaran masing-masing 102,4 kali dan 4,85 kali.
Selanjutnya terdapat PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) yang ditutup pada level 7.625 di akhir sesi II sore ini. Dengan nilai tersebut, AALI kini memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp14.676 triliuun.
Namun, jika ditilik murah atau mahalnya, apabila ditilik berdasarka rasio P/E sendiri masih cukup besar. rasio P/E pada AALI sendiri sebesar 19,96 kali, sedangkan PBV mencapai 0,68 kali.
Sedangkan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) berada satu tingkat di bawahnya memiliki nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp11.478 triliun, dengan harga saham terakhir sebesar 1.205.
Kemudian rasio P/E pada emiten ini sebesar 11.86 kali dengan nilai PBV 1,73 kali.
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.
(TYO)