"(Produk sorgum) Ini harus dikembangkan. Modalnya hanya setengah dari modal menanam jagung. Konsumsi pupuk dan airnya juga sama, hanya butuh 50 persen dibanding menanam jagung. Seandainya modal menanam jagung butuh Rp8 juta, (modal menanam) sorgum hanya Rp4 juta," tutur Syahrul.
Menurut Syahrul, sorgum merupakan komoditas strategis yang memiliki peluang besar, baik dari sisi ekonomi maupun kebutuhan pengganti tepung berbasis gandum.
Di lain pihak, Kabupaten Konawe Selatan juga merupakan wilayah subur yang memiliki ragam komoditas unggulan, termasuk komoditas sorgum yang bisa ditanam di mana saja tanpa harus menggunakan air yang banyak.
Tak hanya itu, tanaman sorgum juga dinilai memiliki manfaat yang beragam, di mana mulai dari batang sampai daun dapat diolah menjadi pakan ternak.
"Ini kesempatan besar kita untuk (pengembangan sorgum). (Sorgum) Juga bisa mensubstitusi kebutuhan gandum kita yang selama ini sangat besar. Dan lagi dia (tanaman sorgum) tahan panas, tahan hujan. Jadi begitu selesai tanam, Insya Allah tinggak dijenguk sedikit, sudah jadi. Tidak sesulit jagung dan padi," ungkap Syahrul. (TSA)