IDXChannel - Belum lama ini, Presiden Joko Widodo buka suara terkait mahalnya harga tiket. Wacana open sky pun digulirkan melihat persaingan pasar penerbangan domestik. Presiden Direktur Aviatory Indonesia Ziva Narendra melihat kemungkinan ini sebagai sesuatu yang positif.
“Secara de facto, ya memang seperti itu (duopoli). Pemain dua gapapa, tapi bagaimana mengelola permainannya ini. Kalau saya lebih ke paham free market. The more player the more exciting” ungkap Ziva saat ditemui idxchannel di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta pada Kamis (13/6).
Menurutnya, duopoli sehat kalau memang persaingan dan ratenya bisa dijaga. Ia pun mengambil contoh Jepang dan Australia yang mampu menghadapi duopoli karena ketatnya persaingan, walaupun dalam praktiknya, semakin banyak pemain (maskapai) profit margin policynya akan semakin kecil.
Sementara di sisi lain, ia menyayangkan langkah yang diambil Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam menghadapi kenaikan harga tiket pesawat. Menhub dinilai masih reaktif dalam membuat kebijakan. Menhub dianggap bisa lebih proaktif menjalin komunikasi dengan maskapai.
“(Menhub) Bisa lebih tegas lagi, bukan dalam menentukan tarif semata. Kalau misal ada maskapai melakukan price hedging sampai tidak masuk akal bisa kan intervensi? Setiap tahun perlu diriview kenapa rute sama tapi harga jauh banget (antar maskapai). Itu belum dilakukan,” ujar Ziva.