IDXChannel - Rencana merger antara PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) dinilai berpotensi menciptakan operator telekomunikasi terbesar kedua di Indonesia.
Dengan total spektrum berpasangan sebesar 152 MHz, langkah ini diperkirakan dapat meningkatkan kualitas jaringan serta memperluas basis pelanggan.
RHB Sekuritas dalam laporannya yang dirilis 12 Desember 2024 memperkirakan sinergi prapajak mencapai USD300-400 juta dalam lima tahun mendatang.
RHB mencatat, sinergi tersebut akan berasal dari beberapa langkah strategis, termasuk pengurangan 20-30 persen situs jaringan yang tumpang tindih, ekspansi jaringan yang selektif, konsolidasi vendor, dan percepatan digitalisasi.
Saat ini, XL memiliki 165.094 menara pemancar (BTS), sedangkan Smartfren mengoperasikan 46.022 BTS.
Namun, margin EBITDA gabungan diproyeksikan mengalami penyesuaian pada tahun pertama merger, mengingat margin EBITDA Smartfren yang lebih rendah dibandingkan XL.
Pasca-merger, kata RHB, perusahaan gabungan ini bernilai Rp48,2 triliun. Sinar Mas akan membayar premi sebesar 13,5 persen untuk membeli 13,14 persen saham milik Axiata senilai USD400 juta.
Selain itu, ada komitmen pembayaran tambahan sebesar USD75 juta jika kesepakatan mengalami keterlambatan yang disengaja.
“Merger antara PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) akan menghasilkan operator telekomunikasi terbesar kedua di Indonesia,” kata analis RHB Sekuritas.
Manajemen XL optimistis, Pemerintah tidak akan menarik kembali spektrum eksisting. Sebaliknya, mereka memperkirakan nilai spektrum pasca-merger akan lebih tinggi.
Hal ini dinilai menjadi insentif kuat bagi Pemerintah untuk mendukung langkah tersebut.
Meski begitu, risiko tahap awal tetap membayangi, seperti biaya integrasi, penurunan rasio pembayaran dividen, peningkatan beban bunga, hingga biaya ekspansi wajib ke wilayah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal).
Lebih lanjut, utang berbunga perusahaan gabungan juga diproyeksikan meningkat sekitar 55 persen, yang dapat menekan laba bersih dan hasil dividen.
RHB Sekuritas merekomendasikan investor untuk tetap membeli (buy) saham PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan target harga Rp3.170 per saham.
Dengan valuasi 4,42 kali EV/EBITDA proyeksi tahun 2024, target ini mencerminkan potensi kenaikan hingga 42 persen dari harga saat ini, ditambah dengan perkiraan imbal hasil dividen sekitar 3 persen pada 2025.
Merger Jumbo
Diwartakan sebelumnya, EXCL, FREN, dan PT Smart Telcom (ST) resmi mencapai kesepakatan merger, membentuk entitas baru bernama XLSmart.
Nilai gabungan pra-sinergi merger ini mencapai lebih dari Rp104 triliun atau sekitar USD6,5 miliar.
Group CEO Axiata Group, Vivek Sood, menyatakan merger ini merupakan langkah strategis untuk membangun fondasi ekonomi digital yang tangguh.
"Merger ini akan memungkinkan kami untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur yang unik bagi Indonesia sebagai negara kepulauan dengan menyediakan platform yang dapat berkembang," katanya dalam keterangan resminya di keterbukaan informasi BEI, Rabu (11/12/2024).
XLSmart diproyeksikan menjadi pemain utama di pasar telekomunikasi Indonesia dengan skala besar, kekuatan finansial, dan keahlian yang memungkinkan investasi infrastruktur digital lebih luas.
Dengan total pelanggan mencapai 94,51 juta dan pangsa pasar 27 persen, XLSmart diperkirakan mencatat pendapatan Rp45,4 triliun (USD2,8 miliar) dan EBITDA Rp22,4 triliun (USD1,4 miliar).
Chairman Sinar Mas Telecommunication and Technology, Franky Oesman Widjaja, menambahkan, merger ini adalah upaya penting yang perusahaan lakukan untuk memberikan nilai tambah yang besar kepada seluruh pemangku kepentingan melalui layanan yang prima, konektivitas digital, dan inovasi.
EXCL akan menjadi entitas yang bertahan, sementara FREN dan ST akan melebur ke dalam XLSmart.
Axiata Group Berhad dan Sinar Mas akan menjadi pemegang saham pengendali bersama, masing-masing memiliki 34,8 persen saham dengan pengaruh setara.
Merger ini diproyeksikan menghasilkan sinergi biaya sebelum pajak sebesar USD300-400 juta melalui integrasi jaringan dan optimalisasi sumber daya.
Transaksi ini masih memerlukan persetujuan regulator dan pemegang saham, dengan target penyelesaian pada paruh pertama 2025.
CIMB dan J.P. Morgan bertindak sebagai penasihat keuangan untuk entitas tertentu di bawah Sinar Mas.
Deutsche Bank dan Maybank bertindak sebagai penasihat keuangan untuk Axiata. Citibank bertindak sebagai penasihat keuangan untuk XL Axiata. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.