Berita tentang anggota OPEC, Libya, yang menutup empat terminal ekspor minyak di wilayah timur karena adanya badai juga memberikan dukungan terhadap harga minyak, imbuh Yoshida.
“Tetapi kenaikan lebih lanjut mungkin terbatas karena ada juga tekanan negatif dari kekhawatiran yang masih ada mengenai melemahnya permintaan di Tiongkok,” jelas Yoshida.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) tetap berpegang pada perkiraannya soal pertumbuhan permintaan minyak global yang kuat pada 2023 dan 2024, dengan menyitir tanda-tanda bahwa negara-negara besar bernasib lebih baik dari perkiraan meskipun ada hambatan seperti suku bunga tinggi dan peningkatan inflasi.
Untuk menjaga pasokan tetap terbatas, Arab Saudi dan Rusia pada pekan lalu memperpanjang pengurangan pasokan sukarela sebesar 1,3 juta barel per hari hingga akhir tahun. OPEC, Rusia dan produsen sekutunya dikenal sebagai OPEC+.
Produksi minyak Rusia diperkirakan menurun sebesar 1,5% menjadi 527 juta metrik ton (10,54 juta barel per hari) tahun ini, surat kabar Izvestia melaporkan pada Rabu, mengutip wawancara dengan Menteri Energi Nikolai Shulginov. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.