Pemimpin senior Iran mengancam akan membalas Israel untuk serangan udara mematikan tersebut, yang dapat memicu konflik lebih luas di Timur Tengah dan mengancam pasokan minyak di Teluk Persia.
"Seiring dengan meredanya penjualan minyak yang didorong sentimen, para trader kembali memperhatikan risiko pasokan, terutama di Timur Tengah," kata Saxo Bank, dikutip MT Newswires, Jumat (9/8).
Penguatan harga minyak tersebut juga didorong oleh data ekonomi yang positif dan indikasi dari pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) bahwa mereka mungkin akan menurunkan suku bunga secepatnya pada September, yang meredakan beberapa kekhawatiran tentang permintaan.
Kenaikan inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan di China pada Juli turut mendukung harga minyak, dengan harapan ekonomi negara pengimpor terbesar ini pulih dari krisis utang properti, meskipun kenaikan tersebut sebagian besar disebabkan oleh harga daging babi yang lebih tinggi.
"CPI tahunan untuk Juli mencapai 0,5 persen dan juga 0,5 persen secara bulanan, mengalahkan perkiraan 0,3 persen untuk keduanya. Ada juga pembacaan PPI yang lebih baik dengan penurunan -0,8 persen dibandingkan dengan -0,9 persen, yang mungkin tidak signifikan sebagai pendorong, tetapi di China, setiap berita positif bisa dianggap sebagai angin segar di tengah kondisi yang buruk," kata PVM Oil Associates. (Aldo Fernando)