Namun, data EIA menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah AS secara tak terduga meningkat sebesar 3,21 juta barel pada minggu lalu, berlawanan dengan ekspektasi penurunan sebanyak 1,511 juta barel.
Melansir Oilprice.com, sektor energi mendapatkan momentum paling besar di antara 11 sektor pasar di bursa Amerika Serikat (AS) setelah harga minyak meroket 11,5 persen selama 30 hari terakhir.
Menurut analis pasar minyak Robert Yawger dari Mizuho, sentimen jangka pendek dan bukan fundamental yang mendorong kenaikan harga minyak.
Ia menambahkan bahwa dampak terbesar dari konflik Timur Tengah, sejauh ini, adalah kenaikan biaya transportasi dan asuransi bagi kapal-kapal yang mengarungi Laut Merah.
Namun, tidak semua analis berpendapat bahwa kenaikan harga minyak hanya didorong oleh berita utama dan sentimen di Timur Tengah.