"Jumlah menara yang dimiliki Mitratel sebanyak 28.787 atau naik 5.555 menara. Jumlah tenant meningkat 20,3 persen, dari 36.507 pada menjadi 43.900 tenant," kata dia.
Kontribusi lainnya juga berasal dari tower-related business yang meningkat 35,4 persen menjadi Rp399 miliar. Sementara itu, total aset perusahaan tercatat Rp 55,06 triliun dengan ekuitas Rp 33,49 triliun. Untuk liabilitas pada semester I-2022 mengalami penurunan sebesar 10,4 persen menjadi Rp 21,56 triliun.
Penurunan liabilitas lantaran adanya pembayaran utang pinjaman jangka panjang senilai Rp5,1 triliun, termasuk pembayaran lebih awal utang jangka panjang Rp4,3 triliun dengan menggunakan kelebihan kas dari aktivitas operasi, termasuk melakukan pendanaan kembali pinjaman dengan tingkat bunga yang lebih rendah.
Mitratel merupakan perusahaan menara telekomunikasi pelat merah. Emiten bersandi saham MTEL ini memiliki pelanggan jangkar terbesar yaitu Telkomsel dengan kredit rating terbaik, hal ini juga menjadi peluang yang sangat baik untuk operator telekomunikasi dan tenant non operator dalam memperluas jangkauan layanannya termasuk bisnis penunjang lainnya.
Kemudian Mitratel tidak memiliki eksposur risiko fluktuasi mata uang asing mengingat seluruh pinjaman dalam denominasi rupiah. Rasio utang terhadap ekuitas dan rasio utang bersih terhadap EBITDA juga relatif terkendali, masing-masing pada level 44,3 persen dan -0,4x.