Perseroan berhasil memproduksi batu bara sebanyak 4.071.081 MT atau naik 11,23persen year-on-year (yoy) dari tahun 2023 sebesar 3.660.098 MT. Volume penjualan dari IUP yang dikelola perseroan mencapai 3.663.566 MT. Per akhir 2024, perseroan memiliki cadangan batu bara sebesar 294.230.000 MT.
Di 2025, perseroan menargetkan produksi batu bara sebesar 4.200.000 MT. Target ini dapat tercapai dengan memaksimalkan produksi dari IUP PT Putra Muba Coal (PMC), PT Indonesia Batu Prima Energi (IBPE), dan PT Arthaco Prima Energy (APE) seiring dengan meningkatnya permintaan pasar dan komitmen perseroan dalam memperkuat posisinya di industri batu bara.
Perseroan juga berkomitmen untuk memperluas jaringan bisnis di lini perdagangan (trading) melalui kemitraan strategis, sekaligus mengembangkan inisiatif energi terbarukan di lahan pasca-tambang, seperti pemanfaatan panel surya dan energi angin (windmill).
Saat ini, perseroan tengah menjajaki peluang kerja sama dengan perusahaan bereputasi tinggi di bidang tersebut. Melalui divisi trading, perseroan telah menjual batu bara sebanyak 450.000 MT pada 2024, dengan proyeksi volume penjualan hingga 750.000 MT pada 2025.
Setelah RUPST, IATA melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dan telah menyetujui Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebanyak-banyaknya sejumlah 3.127.582.909 lembar saham, sesuai dengan peraturan pasar modal khususnya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No.14/POJK.04/2019 tanggal 29 April 2019.
(Dhera Arizona)