Saat ini, proses pembangunan pabrik telah dimulai untuk tahap awal berupa perataan tanah, desain pabrik, dan persiapan pembuatan kontrak dengan berbagai vendor kontraktor. Di antaranya PT Rekatama Konstruksindo, PT Archetype Engineering & Industry Consultans, PT Mulia Teknik Sejahtera, dan PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON).
Dengan adanya pabrik baru ini, diharapkan pendapatan dan laba perseroan bisa meningkat di masa yang akan datang. Selain itu, aset dan Net Present Value (NPV) perseroan juga bisa naik serta mendorong pangsa pasar yang sudah memiliki keunggulan kompetitif berupa biaya produksi yang efisien dan jaringan pemasaran yang luas.
Jeffrey mengungkapkan nilai investasi pembangunan pabrik ini mencapai Rp691,65 miliar. Angka itu sudah termasuk pembelian mesin dan berbagai peralatan lainnya yang diperlukan.
Per 31 Desember 2024, posisi ekuitas KEJU tercatat Rp739,87 miliar. Dengan kata lain, rencana transaksi tersebut mencapai 93,48 persen dari ekuitas.
Oleh karena itu, perseroan telah menjadwalkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 22 April 2025 untuk meminta restu investor. Di samping agenda soal rencana pembangunan pabrik baru, rapat juga akan meminta persetujuan soal rencana pembelian kembali saham (buyback).