Untuk menopang pertumbuhan kinerjanya, perseroan berfokus pada tiga strategi yaitu ekonomi hijau, ekonomi syariah dan ekonomi digital. Sebagai informasi, ekonomi hijau merupakan salah satu sektor unggulan perseroan.
Di sektor tersebut, perseroan berperan memperkuat nilai-nilai yang dimiliki oleh korporasi pengolahan seperti kelapa sawit, kayu, pangan dan lain-lain dengan memberikan sentuhan pengujian, inspeksi dan sertifikasi.
Selain itu, perseroan berpeluang besar memanfaatkan perkembangan pasar karbon karena potensinya sangat besar. Nilai perdagangan karbon di masa yang akan datang diperkirakan mencapai Rp8.400-an triliun. Ke depan, sektor inilah yang akan terus dikembangkan oleh perseroan, termasuk mempersiapkan skema untuk masuk ke dalam ekosistemnya.
“Karena saat ini tren ekonomi hijau tidak hanya sebatas gas rumah kaca (GRK), melainkan juga berkembang memasuki ekonomi sirkular seperti water footprint, plastik dan lain-lain,” kata Sumarna.
Perihal kinerja, pendapatan perseroan tercatat sebesar Rp281,82 miliar di 2022, naik sekitar 24,47% dibandingkan 2021 yang tercatat Rp226,41 miliar.