Kondisi ini diikuti dengan aksi jual asing yang cukup kencang di saham ini. Pekan lalu, saham ASII dilepas asing pada perdagangan Rabu (8/5) dengan total Rp43,5 miliar. Melansir data RTI Business, dalam lima hari perdagangan hingga 14 Mei 2024, saham ASII dilego asing mencapai Rp540,3 miliar.
Sejumlah sekuritas melihat saham ASII akan terpengaruh sentimen lemahnya kinerja penjualan dan keuangan.
BRI Danareksa Sekuritas misalnya, mengingatkan kondisi makro yang lebih lemah dan memperkirakan penjualan kendaraan roda dua Astra akan turun mulai 24 Mei 2024 dan seterusnya, dan memperkirakan penjualan roda empat akan semakin melemah.
Kami menurunkan perkiraan FY24F untuk volume penjualan roda dua dan roda empat ASII menjadi 4,5 juta dan 473 ribu unit alias 6 persen dan 21 persen di bawah asumsi sebelumnya.
“Perkiraan volume penjualan baru kami menyiratkan penurunan penjualan yoy sebesar 7 persen untuk roda dua dan16 persen untuk roda empat pada tahun fiskal 2024. Kami juga memangkas perkiraan pendapatan sebesar 18 persen untuk roda dua dan 21 persen untuk roda empat untuk segmen otomotif,” tulis BRI Danareksa Sekuritas dalam catatannya.
BRI Danareksa Sekuritas juga mempertahankan peringkat Hold saham ASII dengan harga saham untuk taking profit di level Rp5.100 karena prospek pertumbuhan yang lebih menantang meskipun valuasi saham murah.
Senada, Mirae Assets sekuritas memperkirakan saham ASII akan terbebani pendapatan bersih dan laba bersih pada kuartal I-2024 yang turun, sejalan dengan penurunan sektor otomotif dan kinerja bisnis alat berat dan pertambangan.
“Kami mempertahankan target harga di Rp6.050 per saham dengan rekomendasi trading Buy. Kami mempertahankan asumsi penilaian karena penjualan mobil pada 1Q24 tetap sesuai dengan perkiraan kami,” tulis analis Mirae Assets sekuritas.
Sementara menurut analisis Macquarie Sekuritas, penjualan kendaraan roda empat Astra dalam empat bulan pertama 2024 dipengaruhi oleh pendekatan wait-and-see konsumen akibat pemilu.
Selain itu, adanya kendala daya beli untuk segmen konsumen berpendapatan menengah.
“Namun, kami melihat adanya ruang untuk peningkatan bertahap mulai bulan Mei. GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) pada 18-28 Agustus juga akan menjadi katalisator lainnya,”tulis riset Macquarie Sekuritas.
Meski demikian, Macquarie Sekuritas memperkirakan penjualan pada Mei akan lebih tinggi dibanding April. Selain, itu sekuritas ini memperikatkan tantangan akan pesaing baru dari segmen kendaraan listrik.
“Kami mengantisipasi penjualan untuk pemain kendaraan listrik roda empat baru, misalnya, BYD, Neta, MG, VinFast yang dapat terlihat mulai bulan Juni setelah pengiriman ke pelanggan,”tambah Macquarie Sekuritas dalam catatanya.
Di lain pihak, Indo Premier Sekuritas meningkatkan peringkat ASII dari Hold menjadi Buy, dengan TP di level Rp5.900 vs proyeksi sebelumnya di level Rp5.800.
“Hasil kinerja ASII sejalan. Kami merevisi pendapatan ASII FY24-25 sebesar 3-5 persen, terutama dengan mempertimbangkan laba bersih yang sedikit lebih tinggi/lebih rendah untuk fincos/agri,” tulis Indo Premier Sekuritas.
ASII juga bergulat dengan kasus skandal uji keselamatan tahun lalu yang sedikit banyak berdampak pada kinerja perseroan. Manipulasi uji keselamatan tabrakan yang dilakukan Daihatsu Motor Co. Ltd Jepang terungkap di penghujung tahun lalu. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.