sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Nasib Saham Astra (ASII) saat Penjualan Segmen Otomotif Merosot

Market news editor Maulina Ulfa - Riset
15/05/2024 17:31 WIB
PT Astra International Tbk (ASII) mencatatkan kinerja kurang memuaskan di sepanjang kuartal I-2024, mulai dari penjualan hingga saham.
Nasib Saham Astra (ASII) saat Penjualan Segmen Otomotif Merosot. (Foto: Astra)
Nasib Saham Astra (ASII) saat Penjualan Segmen Otomotif Merosot. (Foto: Astra)

IDXChannel - PT Astra International Tbk (ASII) mencatatkan kinerja kurang memuaskan di sepanjang kuartal I-2024, mulai dari penjualan hingga saham.

Situasi makroekonomi yang menantang menjadi hambatan serius bagi emiten konglomerasi otomotif terbesar di Indonesia ini untuk mempertahankan kinerja positif.

Sepanjang kuartal I-2024 saja, Astra mengantongi laba bersih sebesar Rp7,46 triliun, turun dari 14,39 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp8,71 triliun.

Sementara itu, pendapatan perseroan susut 2,13 persen menjadi Rp81,2 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp82,98 triliun.

Penurunan kinerja perseroan sepanjang kuartal pertama tahun 2024 ini disebabkan oleh penurunan kinerja bisnis alat berat, pertambangan dan otomotif grup ASII.

“Kinerja grup pada kuartal pertama tahun 2024 menurun, terutama merefleksikan kondisi ekonomi yang melemah dan penurunan harga batu bara dari tingkat harga yang tinggi sebelumnya,” kata Presiden Direktur ASII, Djony Bunarto Tjondro dalam keterangan resminya, 29 April 2024.

Sebagai informasi, laba bersih perseroan tidak termasuk penyesuaian nilai wajar atas investasi di GoTo dan Hermina tercatat sebesar Rp8,1 triliun, atau 5 persen lebih rendah dibandingkan dengan kuartal pertama pertama 2023.

ASII juga mencatatkan penurunan penjualan mobil yang hanya mencapai  26.908 unit pada April 2024, anjlok turun 50,28 persen jika dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 40.438 unit.

Jika ditelisik, ini adalah momen hari raya Idul Fitri dan Ramadan di mana konsumsi rumah tangga, termasuk untuk otomotif, idealnya meningkat.

Lebih lanjut, secara total pada periode Januari-April 2024, penjualan mobil ASII mencapai 146.570 unit dengan segmen LCGC sebanyak 44.331 unit. Mengutip data yang dipublikasikan Astra, pada Selasa (14/5/2024), segmen mobil LCGC juga mengalami penurunan pada April 2024 menjadi 7.926 unit. Padahal sebulan sebelumnya tercatat 12.070 unit terjual.

Secara keseluruhan, penjualan semua merek mobil produksi ASII mengalami penurunan pada April 2024.

Merek Toyota dan Lexus memimpin dengan total penjualan sebanyak 15.448 unit. Angka itu turun 39,14 persen dibandingkan Maret 2024. Kemudian, disusul oleh Daihatsu dengan total penjualan sebanyak 9.481 unit.

Selanjutnya, penjualan Isuzu tercatat sebanyak 1.849 unit per April 2024 atau turun jika dibandingkan Maret 2024 2.251 unit. Lalu, penjualan kendaraan UD Trucks mencapai 126 unit per April 2024. Padahal pada Maret 2024, sebanyak 137 unit terjual. Terakhir, penjualan Peugeot mengalami kenaikan menjadi empat unit jika dibandingkan Maret 2024 yang hanya tiga unit.

Proyeksi Kinerja Saham

Kinerja saham ASII juga terus turun tajam di mana sepanjang tahun ini jeblok 20,18 persen secara year to date (YTD) di level Rp4.550 per saham hingga 15 Mei 2024 pukul 15.47 WIB. Dalam lima tahun terakhir, saham ASII anjlok 32,24 persen. (Lihat grafik di bawah ini.)

Di awal perdagangan Selasa (14/5/2024) berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), seiring memasuki ex date dividen, saham ASII ditutup amblas 9,75 persen ke Rp4.580 per saham.

Terjungkalnya saham ASII membuat investor yang membeli saham tersebut saat cum date (kemarin) mengalami jebakan dividen (dividend trap), yakni ketika suatu saham tampak menggiurkan dengan dividend yield atau imbal hasil dividen tinggi tetapi harganya ambles pasca cum-date (saat ex date).

Konglomerasi otomotif hingga pertambangan tersebut akan menebar dividen tunai senilai Rp17,04 triliun. Dividen per saham dipatok sebesar Rp421.

Dana dividen berasal dari laba bersih Astra tahun buku 2023 yang mencapai Rp33,83 triliun. Selain sebagai dividen, sisa laba dividen akan dibukukan sebagai laba ditahan perseroan.

Di harga Rp5.075 per saham pada saat cum date kemarin, dividend yield ASII terbilang tinggi, yakni 8,30 persen.

Hanya saja, saham ASII dalam tren menurun sejak paruh kedua 2023 di tengah sentimen buruk yang menyelimuti.

Kondisi ini diikuti dengan aksi jual asing yang cukup kencang di saham ini. Pekan lalu, saham ASII dilepas asing pada perdagangan Rabu (8/5) dengan total Rp43,5 miliar. Melansir data RTI Business, dalam lima hari perdagangan hingga 14 Mei 2024, saham ASII dilego asing mencapai Rp540,3 miliar.

Sejumlah sekuritas melihat saham ASII akan terpengaruh sentimen lemahnya kinerja penjualan dan keuangan.

BRI Danareksa Sekuritas misalnya, mengingatkan kondisi makro yang lebih lemah dan memperkirakan penjualan kendaraan roda dua Astra akan turun mulai 24 Mei 2024 dan seterusnya, dan memperkirakan penjualan roda empat akan semakin melemah.

Kami menurunkan perkiraan FY24F untuk volume penjualan roda dua dan roda empat ASII menjadi 4,5 juta dan 473 ribu unit alias 6 persen dan 21 persen di bawah asumsi sebelumnya.

“Perkiraan volume penjualan baru kami menyiratkan penurunan penjualan yoy sebesar 7 persen untuk roda dua dan16 persen untuk roda empat pada tahun fiskal 2024. Kami juga memangkas perkiraan pendapatan sebesar 18 persen untuk roda dua dan 21 persen untuk roda empat untuk segmen otomotif,” tulis BRI Danareksa Sekuritas dalam catatannya.

BRI Danareksa Sekuritas juga mempertahankan peringkat Hold saham ASII dengan harga saham untuk taking profit di level Rp5.100 karena prospek pertumbuhan yang lebih menantang meskipun valuasi saham murah.

Senada, Mirae Assets sekuritas memperkirakan saham ASII akan terbebani pendapatan bersih dan laba bersih pada kuartal I-2024 yang turun, sejalan dengan penurunan sektor otomotif dan kinerja bisnis alat berat dan pertambangan.

“Kami mempertahankan target harga di Rp6.050 per saham dengan rekomendasi trading Buy. Kami mempertahankan asumsi penilaian karena penjualan mobil pada 1Q24 tetap sesuai dengan perkiraan kami,” tulis analis Mirae Assets sekuritas.

Sementara menurut analisis Macquarie Sekuritas, penjualan kendaraan roda empat Astra dalam empat bulan pertama 2024 dipengaruhi oleh pendekatan wait-and-see konsumen akibat pemilu.

Selain itu, adanya kendala daya beli untuk segmen konsumen berpendapatan menengah.

“Namun, kami melihat adanya ruang untuk peningkatan bertahap mulai bulan Mei. GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) pada 18-28 Agustus juga akan menjadi katalisator lainnya,”tulis riset Macquarie Sekuritas.

Meski demikian, Macquarie Sekuritas memperkirakan penjualan pada Mei akan lebih tinggi dibanding April. Selain, itu sekuritas ini memperikatkan tantangan akan pesaing baru dari segmen kendaraan listrik.

“Kami mengantisipasi penjualan untuk pemain kendaraan listrik roda empat baru, misalnya, BYD, Neta, MG, VinFast yang dapat terlihat mulai bulan Juni setelah pengiriman ke pelanggan,”tambah Macquarie Sekuritas dalam catatanya.

Di lain pihak, Indo Premier Sekuritas meningkatkan peringkat ASII dari Hold menjadi Buy, dengan TP di level Rp5.900 vs proyeksi sebelumnya di level Rp5.800.

“Hasil kinerja ASII sejalan. Kami merevisi pendapatan ASII FY24-25 sebesar 3-5 persen, terutama dengan mempertimbangkan laba bersih yang sedikit lebih tinggi/lebih rendah untuk fincos/agri,” tulis Indo Premier Sekuritas.

ASII juga bergulat dengan kasus skandal uji keselamatan tahun lalu yang sedikit banyak berdampak pada kinerja perseroan. Manipulasi uji keselamatan tabrakan yang dilakukan Daihatsu Motor Co. Ltd Jepang terungkap di penghujung tahun lalu. (ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement