"Sampai Juni kemarin, yang telah kami sambungkan ada 400 ribu lebih pelanggan, di mana jumlah home pass lebih dari 800 ribu. Ini tercapai dalam waktu yang singkat. Bila dibandingkan industri, ini adalah suatu kecepatan yang luar biasa," ujar Yune.
Dia pun optimistis dengan perkembangan ini, target jumlah pelanggan yang telah ditetapkan sebelumnya bisa tercapai.
WIFI memiliki model bisnis yang berbeda dengan perusahaan sejenis (peers). Tahap awal, perseroan membangun jaringan di sekitar stasiun kereta api dalam rangka mengendalikan biaya mengingat bisnis FTTH membutuhkan modal yang cukup besar.
Dia mencontohkan, pembangunan jaringan di Stasiun Cirebon memiliki jangkauan antara 10-20 ribu rumah, sehingga backbone yang dimiliki perseroan bisa dioptimalkan.
Selain itu, Yune juga menjamin jaringan internet tetap mementingkan kualitas meski WIFI menawarkan paket internet Rp100 ribu per bulan dengan kecepatan up to 200 Mbps. Kehadiran NTT East, kata dia, memberikan transfer pengetahuan (knowledge transfer) kepada perseroan agar bekerja sesuai standar industri global.