"Saat ini fokus kami adalah likuidasi anak usaha, jadi kami juga tidak mau juga ada masalah sama karyawan, intinya kami ingin ini beres dulu lah," tegas Tjie.
Per Desember 2021, jumlah aset perseroan menyusut 42,60 persen menjadi Rp13,92 miliar, dari tahun 2020 di Rp24,25 miliar.
Posisi ekuitas perseroan mengalami defisit sebesar Rp249,27 miliar, dan ekuitas negatif (defisiensi modal) sebanyak Rp195,01 miliar.
Kondisi tersebut ditambah dengan utang dari saldo pinjaman kepada pemegang saham sejumlah Rp136,03 miliar yang telah jatuh tempo. (TYO)