IDXChannel - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia berpotensi mencapai 5,67 persen secara tahunan (YoY) pada kuartal IV-2025 atau naik dari proyeksi sebelumnya di level 5,5 persen.
Akselerasi ekonomi di penghujung tahun ini akan didorong oleh stimulus baru yang segera diumumkan pemerintah.
Namun, realisasi percepatan ekonomi perlu segera terwujud agar mampu mengembalikan minat investor asing di pasar saham domestik.
Stockbit mencatat, aliran dana asing masih keluar dari pasar modal dalam sepekan terakhir atau net outflow sebesar Rp4,1 triliun di pasar reguler.
"Kami menilai bahwa tanda–tanda realisasi percepatan ekonomi dibutuhkan sebelum tren foreign outflow bisa berbalik," tulis Stockbit dalam risetnya, Rabu (15/10/2025).
Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam wawancara dengan Financial Times pada akhir September menyampaikan, pemerintah tengah menyiapkan stimulus senilai USD2 miliar atau sekitar Rp33 triliun untuk mendorong konsumsi masyarakat selama periode Natal dan Tahun Baru.
Stimulus tersebut akan melengkapi paket sebelumnya senilai Rp16,2 triliun yang diumumkan pertengahan September 2025.
Untuk tahun depan, pemerintah juga menyiapkan sejumlah kebijakan fiskal guna menjaga momentum pertumbuhan meliputi perpanjangan PPN DTP properti 100 persen hingga 2027, yang mencakup pembelian rumah baru siap huni dengan harga hingga Rp2 miliar, serta pembebasan sebagian PPN untuk properti di kisaran Rp2 miliar hingga Rp5 miliar.
Kemudian penundaan kenaikan cukai dan harga jual eceran (HJE) rokok, untuk menjaga stabilitas harga dan beban industri di tengah pemulihan ekonomi.
Lalu wacana penurunan tarif PPN dari level saat ini 11 persen, yang akan dipertimbangkan bila kondisi ekonomi dan penerimaan negara mendukung.
Dengan berbagai stimulus dan insentif tersebut, ekonomi Indonesia berpotensi tumbuh lebih cepat pada 2026, bahkan bisa mencapai 6 persen YoY pada paruh kedua 2026.
(DESI ANGRIANI)