IDXChannel - Volatilitas yang terjadi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dinilai terjadi karena tiga faktor yang memicu dana asing keluar (outflow). Meski begitu, IHSG diprediksi masih akan menarik bagi para investor fundamentalis.
Head of Equity Research, Strategy, Consumer Mandiri Sekuritas Adrian Joezer menjelaskan tiga pemicu outflow. Pertama, perubahan ekspektasi pasar terkait arah penurunan suku bunga The Fed.
"Kedua adalah pelemahan nilai tukar rupiah di dua bulan terakhir dan yang ketiga adalah penyesuaian ekspektasi pasar terhadap potensi pertumbuhan IHSG terutama di big cap," ujar Joezer dalam Mandiri Macro and Market Brief - Thriving Through Transition, Selasa (14/5/2024).
Menurut Joezer, volatilitas nilai tukar rupiah juga dipengaruhi sinyal The Fed yang berubah untuk suku bunganya, ditambah pengumuman dividen emiten yang sudah hampir rampung.
"Mungkin beberapa big cap sudah melakukan pembayaran dividen, jadi semoga mungkin demand untuk dolar secara domestik perlahan-lahan bisa menurun ke depannya," kata Joezer.
Selain itu, beberapa harga komoditas mengalami perbaikan seperti batu bara dan kelapa sawit. Sehingga, bisa membantu dari sisi menekan volatilitas dari sisi nilai tukar rupiah.
Mandiri Sekuritas sendiri memproyeksikan pasar saham mulai menarik dengan dorongan sektor non perbankan dalam 3-6 bulan ke depan.
"Karena kalau kita lihat dari best effect tahun lalu mereka terdampak faktor-faktor lain di mana earnings growth mulai kelihatan tahun ini," ujarnya.
Joezer dan ekonom Bank Mandiri lain juga menyimpulkan bahwa dalam 12 bulan ke depan, meskipun emiten big cap menjadi pemicu outflow, untuk para fundamentalis dinilai menarik jika bisa masuk ke pasar dari level saat ini yaitu 7.000an.
(NIA)