Dia juga menjelaskan bahwa volume penjualan produk keramik Arwana tumbuh 2 persen itu disertai mix penjualan yang lebih baik, sehingga harga jual rata-rata bisa dibukukan tumbuh 0,9 persen.
Selain itu, biaya operasional juga dibukukan lebih efisien terutama biaya penjualan yang turun sekitar 5 persen secara unit cost atau turun sekitar Rp200 per m².
Hal ini dimungkinkan karena biaya pengiriman di regional Sumatera yang turun karena kebutuhan keramik untuk regional Sumatera dipenuhi dengan produksi Plant IV B yang mulai beroperasi di semester II-2019.
"Dari segi efisiensi, kontribusi terbesarnya adalah di konsumsi gas dari segi cost biaya produksi di 30 persen dan memberikan kontribusi penghematan sekitar Rp27 miliar," ucapnya.
Selain itu, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Perseroan yang digelar hari ini diputuskan bahwa di tahun ini ARNA akan membayar dividen per saham dengan nilai Rp30 per saham atau mendekati sekitar 60 persen daripada total laba bersih tahun 2020. (RAMA)