Logam mulia emas menjadi kontributor terbesar penjualan ANTM dengan proporsi 62% atau sebesar Rp19,29 triliun, sejalan dengan volume produksi logam emas yang mencapai 908 kg atau 29.193 troy oz.
Pangsa pasar bijih nikel ANTM masih sebesar 4% di tingkat domestik, sedangkan feronikel ANTM menguasai 8% di seluruh dunia hingga September 2023. Adapun China menjadi pembeli terbesar feronikal perusahaan mencapai 79%, disusul India 21%.
Dari angka tersebut, penjualan segmen nikel (feronikel dan bijih nikel) mencapai 33% dari total pendapatan atau sebesar Rp10,10 triliun, naik 19% year-on-year (yoy). Segmen bauksit membukukan nilai penjualan Rp1,25 triliun, masih 4% dari total penjualan.
“Antam juga terus berupaya menjaga cash cost agar selalu kompetitif dan efisien dan juga terus berupaya melakukan inovasi dan pengembangan usaha,” papar Elisabeth.
Saat ini perseroan sedang fokus menyelesaikan sejumlah proyek strategis menutup sisa tahun ini, salah satunya memulai pengoperasian pabrik feronikel di Halmahera Timur berkapasitas 13.500 TNi per tahun.