IDXChannel - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) optimistis mampu membukukan pertumbuhan positif pendapatan dan laba usaha pada akhir 2023.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko ANTM Elisabeth RT Siahaan mengatakan, optimisme tersebut ditopang oleh peningkatan penjualan produk perseroan mulai dari logam mulia emas, feronikel, hingga bauksit dan alumina.
Pasar domestik produk emas Antam menembus 83% hingga akhir kuartal III-2023, yang menjadi tulang punggung perusahaan mengoptimalkan pemasukan.
“Antam tetap optimis mampu mencatatkan laba bersih yang positif di akhir 2023. Perusahaan bakal terus mengoptimalkan produksi dan penjualan di seluruh lini komoditas utama,” kata Elisabeth dalam Public Expose Live 2023, Kamis (30/11/2023).
Sebesar 100 persen pasar emas ANTM berkilau di dalam negeri, sementara 90 persen penjualan perak justru laku sebagai ekspor.
Logam mulia emas menjadi kontributor terbesar penjualan ANTM dengan proporsi 62% atau sebesar Rp19,29 triliun, sejalan dengan volume produksi logam emas yang mencapai 908 kg atau 29.193 troy oz.
Pangsa pasar bijih nikel ANTM masih sebesar 4% di tingkat domestik, sedangkan feronikel ANTM menguasai 8% di seluruh dunia hingga September 2023. Adapun China menjadi pembeli terbesar feronikal perusahaan mencapai 79%, disusul India 21%.
Dari angka tersebut, penjualan segmen nikel (feronikel dan bijih nikel) mencapai 33% dari total pendapatan atau sebesar Rp10,10 triliun, naik 19% year-on-year (yoy). Segmen bauksit membukukan nilai penjualan Rp1,25 triliun, masih 4% dari total penjualan.
“Antam juga terus berupaya menjaga cash cost agar selalu kompetitif dan efisien dan juga terus berupaya melakukan inovasi dan pengembangan usaha,” papar Elisabeth.
Saat ini perseroan sedang fokus menyelesaikan sejumlah proyek strategis menutup sisa tahun ini, salah satunya memulai pengoperasian pabrik feronikel di Halmahera Timur berkapasitas 13.500 TNi per tahun.
Terkait hilirisasi, perseroan sedang menyelesaikan pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat. Proyek ini dikembangkan bersama PT Indonesia Asahan Aluminium dengan kapasitas pengolahan 1 juta ton SGAR per tahun.
(DES)