Artinya ruang fiskal yang ditargetkan di tahun depan mencapai 2,8% terhadap PDB defisitnya harus dimaksimalkan atau diprioritaskan kepada pos-pos belanja yang bisa memberikan efek ganda ke perekonomian.
Selain itu, menurut Ibrahim, pemerintah sebenarnya masih dapat membuka opsi untuk menambah defisit anggaran.
"Misalnya menjadi 2,9 atau bahkan 2,95 terhadap PDB untuk mengakomodasi belanja yang diperuntukkan untuk masyarakat langsung seperti misalnya bantuan sosial," jelas dia.
Untuk perdagangan besok, Kamis (6/10/2022), dia memproyeksikan rupiah dibuka berfluktuatif, namun ditutup melemah di rentang Rp Rp15.180 - Rp15.260/USD. (NIA)