Oki menjelaskan, salah satu pendorong masuknya asing ke bursa Indonesia adalah Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed yang berpotensi menurunkan suku bunga pada tahun depan. Hal tersebut diharapkan dapat menggenjot valuasi pasar saham Indonesia.
“Price to earning (PE) kita general masih rendah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat ini berada di level 13-13,5 kali. Masih lebih rendah dibanding normalnya, itu 15 kali. Saat The Fed menurunkan suku bunga, itu kesempatannya lebih besar,” ujar Oki.
Selain itu, hal lain yang bisa mendorong minat investor asing adalah kemungkinan emiten baru yang akan melakukan initial public offering (IPO) dengan kapitalisasi besar.
“Dan yang bikin investor asing terus masuk ke pasar kita karena masih banyak perusahaan yang akan IPO. Tahun ini ada enam perusahaan, ke depannya porsi asing itu kritis untuk pasar kita,” jelasnya.
Mandiri Sekuritas optimistis IHSG akhir tahun ditutup pada level 7.180. Di 2024, Mandiri Sekuritas memperkirakan EPS growth dapat tumbuh di level high-single-digit dengan potensi dividend yield sebesar 4%.
(FAY)