Namun Aziz mengaku optimistis bahwa TUGU masih bisa memperoleh imbal hasil (yield) yang optimal.
"PSAK 117 memang akan membuat industri asuransi lebih konservatif menempatkan dananya di instrumen pendapatan tetap. Eksposur TUGU ke portofilio efek seperti saham juga relative optimal sehingga potensi untuk mempertahankan yield di atas deposito masih terbuka apalagi yield obligasi negara tenor panjang juga masih atraktif," tutur Azis.
Azis juga menyoroti kekuatan modal TUGU yang solid untuk menghadapi berbagai tantangan dan peluang untuk tahun 2024.
"TUGU (parent) memiliki kekuatan modal yang solid dengan Risk Based Capital (RBC) 530 persen. Ini artinya tingkat solvabilitas TUGU sebagai perusahaan asuransi sangat tinggi. RBC menunjukkan TUGU 4,4x jauh lebih solven dibandingkan ketentuan minimal RBC 120 persen," papar Azis.
Bila menggunakan asumsi premi dan yield investasi tetap serta COR di angka di bawah 100 persen maka estimasi Azis, TUGU dapat mengantongi laba operasional dari bisnis inti (sebelum pendapatan lain-lain) sekitar Rp 500 miliar di 2024. Azis juga optimis perolehan premi TUGU masih akan tetap kuat.