IDXChannel - PT Nusantara Sawit Sejahtera Tbk menetapkan harga penawaran umum atau initial public offering (IPO) sebesar Rp127 per saham.
Perseroan mulai memasuki masa penawaran umum pada 2 Maret hingga 8 Maret 2023, dan dijadwalkan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 Maret 2023 dengan kode NSSS.
Dalam IPO ini, perseroan menawarkan sebanyak 3,56 miliar saham atau 15% dari modal disetor dan ditempatkan. Dengan harga penawaran tersebut, perseroan menargetkan dapat mengantongi dana segar sebesar Rp453,16 miliar.
Emiten perkebunan kelapa sawit ini juga akan menerbitkan sebanyak 1,78 miliar Waran Seri I atau sebanyak 8,82% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor.
Waran Seri I dapat dilaksanakan selama masa berlakunya pelaksanaan yaitu mulai 11 September 2023 hingga 11 September 2024.
Perseroan akan menggunakan dana hasil IPO untuk membiayai pembangunan fasilitas produksi, pembiayaan penanaman baru dan modal kerja entitas anak yang akan disalurkan melalui mekanisme penyertaan modal kepada entitas anak.
Secara rinci dana hasil IPO akan diberikan kepada PT Borneo Sawit Perdana (BSP), di mana sebesar 29,8% akan digunakan oleh BSP untuk kebutuhan biaya belanja modal atau capital expenditure (capex) dalam membangun fasilitas pabrik kelapa sawit di atas lahan seluas 40 hektare dengan kapasitas produksi 60 ton TBS per jam.
Kemudian, sebesar 3,2% akan digunakan sebagai capex dalam membangun pembangunan terminal khusus pada 2023.
Terminal tersebut nantinya dilengkapi direct piping system dari lokasi pabrik kelapa sawit BSP sepanjang 1,5 kilometer di Desa Rubung Buyung, Kecamatan Cempaga, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.
Sementara, sekitar 9,4% akan digunakan untuk pemenuhan modal kerja BSP dalam pembelian pupuk dan agrochemical atau bahan kimia pertanian.
Selanjutnya, dana hasil IPO akan diberikan kepada PT Bina Sarana Sawit Utama (BSSU) dengan rincian, sekitar 47,0% akan digunakan untuk kebutuhan biaya belanja modal BSSU dalam melakukan penanaman baru tanaman kelapa sawit.
Terakhir, dana hasil IPO juga akan diberikan kepada PT Prasetya Mitra Muda (PMM) dengan rincian sekitar 10,6% akan digunakan untuk pemenuhan modal kerja PMM, dalam pembelian pupuk dan agrochemical atau bahan kimia pertanian.
(FAY)