Sementara dari sisi pengeluaran, beban pokok pendapatan MDKA membengkak 135,84% menjadi USD182,67 juta atau Rp2,73 triliun, dari sebelumnya sebesar USD77,45 juta. Kenaikan biaya pengolahan dan pertambangan turut menjadi pendorong naiknya beban pokok pendapatan MDKA.
“Jadi untuk masuk ke MDKA, saya rasa masih harus wait and see karena trennya masih terus turun tajam. Sahamnya akan terus terkonsolidasi sampai investor melihat bahwa pertumbuhan laba MDKA akan kembali lagi,” ujar Wawan.
Pada pembukaan perdagangan hari ini (21/6/2023), saham MDKA dibuka di level Rp2.910. Sementara hingga pukul 10.03 WIB, saham MDKA berada di level Rp2.900 atau turun 0,34% dengan nilai transaksi sebesar Rp14,22 miliar dan ditransaksikan sebanyak 1.946 kali.
Dalam sepekan, saham emiten tambang emas milik Sandiaga Uno itu sudah susut 4,52 persen. Dan secara year to date sejak awal Januari hingga kini, saham MDKA anjlok 30,02 persen.
(FAY)