IDXChannel - Pelaku pasar keuangan pada hari ini dinilai akan cenderung mengambil aksi wait and see jelang data inflasi di Amerika Serikat (AS) yang akan segera dirilis.
Analis Pasar Keuangan Gunawan Benjamin mengatakan, sejauh ini data pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal I-2024 tumbuh sebesar 1,4 persen (q-to-q), atau masih sesuai ekspektasi pasar. Sementara data penjualan barang tahan lama tumbuh 0,1 persen atau lebih baik dari proyeksi sebelumnya di bulan Mei tumbuh -0,1 persen.
"Secara keseluruhan data ekonomi AS menunjukan bahwa fundamental ekonomi AS masih cukup solid," katanya dalam risetnya, Jumat (28/6/2024).
Sementara itu mayoritas bursa di Asia terpantau bergerak menguat, demikian halnya dengan IHSG yang juga terpantau mengalami penguatan di sesi pembukaan perdagangan hari ini. IHSG dibuka menguat di level 6.989.
"Secara teknikal IHSG sudah mulai mengalami jenuh beli. Dan sangat rentan untuk terkoreksi di saat berada di level psikologis 7.000," kata dia.
IHSG berpeluang untuk berkonsolidasi terlebih dahulu di level 7.000 sementara waktu. Di sisi lain, Rupiah masih mengalami tekanan dan ditransaksikan di kisaran level 16.410 per USD.
Jelang rilis data inflasi AS yang akan dipublikasikan pada malam nanti. Pelaku pasar akan dibayangi kekuatiran akan kemungkinan rilis data inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan.
"Pelaku pasar akan sangat berhati hati jelang rilis data inflasi tersebut. Karena data tersebut akan menentukan strategi investasi pelaku pasar. Bukan hanya di pasar keuangan, termasuk juga transaksi di komoditas seperti emas," ujar Gunawan.
Harga emas pada perdagangan pagi ini ditransaksikan relatif stabil di kisaran USD2.320 per ons troynya.
(YNA)