China yang merupakan importir minyak utama dunia juga mencatat ada penurunan pertama kalinya terhadap pengiriman minyak mentah dari luar negeri. Ini terjadi menyusul langkah pemerintahan Beijing yang memakai cadangan besar-besaran.
Analis mencermati laporan Covid-1q9 di China dan penjualan cadangan minyak strategis di Amerika Serikat sebagai dua isu utama pergerakan komoditas ini.
Departemen Energi AS pada hari Kamis (13/1) lalu mengumumkan pihaknya telah menjual 18 juta barel cadangan minyak mentah strategis kepada enam perusahaan, termasuk Exxon Mobil dan satu unit pengilangan Valero Energy Corp.
Sejumlah lembaga keuangan memproyeksikan harga minyak akan mencapai USD100 per barel pada akhir tahun ini karena permintaan diperkirakan melebihi pasokan.
"Prospek jangka pendek masih memiliki cukup berisiko," kata Analis OANDA Edward Moya dalam sebuah catatan, dilansir Reuters, Jumat (14/1/2022).