"Dikarenakan biaya produksi yang juga turun karena TAM, EBITDA margin kami naik dari 23,9 persen menjadi 21,4 persen," ujarnya.
Dengan efisiensi yang dilakukan, laba bersih perseroan yang dapat diatribusikan kepada pemilik induk mencapai USD56 juta. Angka tersebut melejit 115,4 persen dibandingkan 2023 yang sebesar USD26 juta.
Agus mengungkapkan, industri petrokima saat ini sedang mengalami siklus penurunan. Namun, perseroan berupaya menjaga neraca keuangan tetap positif. Aset BRPT tercatat naik menjadi USD10,53 miliar dan rasio utang terhadap ekuitas alias Debt to Equity Ratio (DER) terjaga di level 0,72 kali.
"Ini memastikan kapasitas yang memadai untuk memperoleh pendanaan tambahan guna mendukung rencana ekspansi kami," kata anak sulung Prajogo Pangestu itu.
(Rahmat Fiansyah)