IDXChannel - PT Pertamina Geothermal Tbk (PGEO) membukukan pendapatan sebesar USD407,12 juta. Angka itu naik dari tahun 2023 lalu yang sebesar USD406,29 juta.
Direktur Keuangan PGEO, Yurizki Rio mengatakan, peningkatan tersebut ditopang oleh produksi listrik dan uap sebesar 4.827 GWh, yang juga merupakan capaian tertinggi sepanjang sejarah perusahaan.
Sementara itu, perseroan mencatatkan laba bersih sebesar USD160,30 juta, dengan EBITDA mencapai USD324,06 juta dan margin EBITDA sebesar 79,60 persen, melampaui rata-rata industri terbarukan global, menandakan kekuatan efisiensi operasional dan finansial.
“Kami menerapkan strategi belanja yang fokus untuk menyiapkan pertumbuhan jangka panjang, termasuk dengan memanfaatkan peningkatan pendapatan tahun ini untuk terus mengembangkan talenta terbaik perusahaan, untuk mencapai target kapasitas terpasang yang semakin besar,” kata Yurizki dikutip Jumat (28/3/2025).
Yurizki menambahkan, kenaikan pendapatan memang diikuti dengan meningkatnya beban operasi, terutama disumbang oleh biaya bunga pinjaman proyek yang diklasifikasikan sebagai beban sesuai PSAK 223 yang berlaku Januari 2024 dan investasi di pengembangan sumber daya manusia untuk memastikan ketersediaan talenta unggul yang mendukung pertumbuhan perusahaan.
“PGEO berkomitmen untuk mempertahankan fundamental keuangan yang kuat guna mendukung ekspansi bisnis yang lebih agresif ke depan,” kata Yurizki.
Dari sisi pengeluaran, beban pokok pendapatan meningkat menjadi USD164,89 juta dari USD158,35 juta di tahun sebelumnya, seiring dengan ekspansi kapasitas. Namun, arus kas operasional yang meningkat dari USD255,19 juta di 2023 menjadi USD258,29 juta di 2024.
Per Desember 2024, total aset PGEO meningkat dari USD2,96 miliar pada 2023 menjadi USD2,99 miliar, hal ini menandakan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
Di sisi lain, liabilitas berhasil ditekan dari USD992,89 juta menjadi USD988,65 juta yang menunjukkan upaya efisiensi dalam pengelolaan utang.
(Nur Ichsan Yuniarto)