Selain itu, pertumbuhan penerbangan tidak berjadwal juga menunjukan potensi yang menjanjikan dengan pertumbuhan mencapai 53,57% menjadi sebesar USD19,67 juta. Di sisi lain, lini pendapatan lainnya juga turut menunjukkan konsistensi pertumbuhan dengan mencatatkan peningkatan sebesar 11,92% menjadi USD92,28 juta.
Irfan menuturkan, sepanjang tiga bulan pertama tahun 2024 ini perseroan juga mencatatkan konsistensi peningkatan frekuensi penerbangan menjadi 39,7 ribu penerbangan atau naik 15% secara tahunan.
"Capaian kinerja positif GIAA juga tak lepas dari upaya perseroan dalam memperkuat fundamental, salah satunya melalui peningkatan kapasitas produksi dan margin. Upaya tersebut dilakukan perseroan dengan turut memperkuat portofolio bisnis, baik melalui perluasan jaringan penerbangan, peningkatan trafik penumpang, optimalisasi lini pendapatan ancillary, hingga penerapan cost leadership secara berkelanjutan," kata dia.
Di tahun 2024 ini, Irfan mengatakan, perseroan fokus mengoptimalkan pendapatan usaha melalui sejumlah aksi korporasi, di antaranya dengan menargetkan penguatan armada dengan penambahan delapan pesawat, yang terdiri atas empat narrow body jenis Boeing 737-800NG dan empat wide-body jenis Boeing 777-300ER sebanyak dua unit dan Airbus 330-300 sebanyak dua unit.
Pesawat baru tersebut akan datang secara bertahap di sepanjang 2024 untuk memaksimalkan tingkat keterisian penumpang, serta mendukung perluasan jaringan penerbangan baik domestik maupun internasional.
"Dengan fundamen kinerja yang secara bertahap terus menunjukan pemulihan yang konsisten termasuk melalui langkah perbaikan ekuitas yang terukur, kami optimistis tahun 2024 akan menjadi tahun yang monumental dalam langkah akselerasi kinerja usaha Garuda Indonesia,” ujar Irfan.
(YNA)