Saat beban pokok mampu terpangkas 35 persen, ongkos penjualan tampak masih meningkat di angka Rp96,6 miliar, ditambah kerugian atas entitas asosiasi sebanyak Rp1,1 miliar.
Secara operasional SKBM menghasilkan laba usaha Rp11,7 miliar, tetapi rugi sebelum pembayaran pajak mencapai Rp5,8 miliar.
Berkat kerugian ini, ekuitas sedikit mengalami penurunan dalam pos neraca. Namun, utang SKBM terkerek naik 8,3 persen ytd menjadi Rp836,46 miliar, sehingga membuat aset masih tumbuh 3,2 persen ytd menjadi Rp1,9 triliun.
Hingga akhir Juni, kas SKBM terkuras Rp37,9 miliar, tersisa Rp261,36 miliar. Penyebabnya adalah pembayaran utang bank hingga perolehan aset tetap.
(Febrina Ratna)