Jozef mengatakan, aksi borong saham tersebut juga bertujuan mempertahankan pengendalian Griyainsani atas MIKA. Dengan transaksi itu, Griyainsani memiliki 8,9 miliar saham MIKA atau setara 64 persen dari total saham yang tercatat di Bursa Efek.
Berdasarkan pantauan IDX Channel, Griyainsani kembali aktif melakukan pembelian saham MIKA pada bulan ini. Hingga pertengahan Februari 2025, perusahaan memborong sekitar 5,7 juta saham sehingga kepemilikannya bertambah menjadi 8,91 miliar (64,05 persen).
Saat ini, harga saham MIKA diperdagangkan di level Rp2.480. Dalam satu bulan terakhir, harganya menguat sekitar 6,9 persen sehingga membuat nilai kapitalisasi pasarnya meningkat menjadi Rp34,49 triliun.
Hingga kuartal III-2024, MIKA membukukan pendapatan Rp3,62 triliun, tumbuh 14,6 persen secara tahunan. Adapun EBITDA perusahaan juga bertumbuh 21,3 persen menjadi Rp1,36 triliun dengan margin EBITDA 37,7 persen.
Sampai September 2024, komposisi pendapatan MIKA didominasi oleh pendapatan dari sektor swasta (out of pocket, korporasi, dan asuransi) 84,9 persen dan sisanya 15,1 persen dari BPJS.
Dari sisi profitabilitas, laba bersih MIKA tercatat tumbuh 26,3 persen dari Rp742 miliar menjadi Rp936 miliar. Adapun margin laba bersih naik dari 23,5 persen menjadi 25,9 persen.