Dari sisi bisnis intermediasi, realisasi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) naik 12% (yoy) menjadi Rp261,49 triliun. Adapun, realisasi penyaluran pembiayaan tumbuh 21% (yoy) menjadi Rp208 triliun.
Perseroan juga mampu mengelola kualitas aset, yang terlihat dari penurunan rasio pembiayaan bermasalah (non performing financing/NPF). NPF gross BSI pada 2022 berada di level 2,42%, turun dari 2,93% pada tahun sebelumnya. NPF nett juga susut menjadi 0,57%. Sedangkan pencadangan yang digambarkan melalui NPF Coverage naik dari 148,87% menjadi 183,12%.
"Capaian yang impresif di tahun kedua kelahiran BSI merupakan hasil kerja yang solid dan strategi respons yang tepat (strategic response) di tengah berbagai tantangan ekonomi pada 2022," pungkasnya.
(FRI)